Perpustakaan NasionalPerpustakaan Nasional

Bad-kleinen-info.de – Perpustakaan Nasional (Perpusnas) terus menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas perpustakaan terakreditasi di Indonesia. Salah satunya di Provinsi Gorontalo.

Read More : Gratis! Sman 1 Kabila Dapat Bantuan Masjid Rp10 Juta, Heboh Kampus?

Melalui Direktorat Standarisasi dan Akreditasi, Perpusnas menggelar Lokakarya Pemutakhiran Instrumen Akreditasi Perpustakaan yang diselenggarakan selama dua hari, 15–16 Oktober 2025, di Grand Q Hotel Gorontalo. Kegiatan ini menjadi ajang penting bagi para pustakawan dan pengelola perpustakaan dari berbagai jenjang, mulai dari sekolah, perguruan tinggi, hingga perpustakaan khusus.

Fokus pada Peningkatan Jumlah Perpustakaan Terakreditasi

Tujuan utama lokakarya ini adalah mempercepat peningkatan jumlah perpustakaan yang memenuhi standar nasional. Pasalnya, berdasarkan data yang disampaikan oleh Pustakawan Ahli Utama Perpusnas, Woro Titi Haryati, tingkat akreditasi perpustakaan di Gorontalo masih tergolong rendah. Dari total 1.664 perpustakaan yang terdaftar, baru sekitar 178 atau 10,7 persen yang berhasil terakreditasi.

Angka ini menunjukkan perlunya langkah cepat dan terarah agar kualitas layanan perpustakaan dapat meningkat secara signifikan. “Angka tersebut masih jauh dari harapan. Kami ingin mendorong agar proses akreditasi menjadi lebih mudah dipahami, sehingga perpustakaan di Gorontalo dapat naik kelas dan memberikan layanan yang lebih berkualitas kepada masyarakat,” jelas Woro.

Perpustakaan Sebagai Pusat Literasi dan Inovasi Daerah

Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Provinsi Gorontalo, Ridwan Hemeto, juga menegaskan bahwa kegiatan ini menjadi momentum penting dalam upaya peningkatan mutu sumber daya manusia di daerah. Ia mengingatkan bahwa perpustakaan bukan hanya tempat menyimpan buku, tetapi juga pusat pengembangan ide, ilmu pengetahuan, dan kreativitas.

“Perpustakaan harus dimaknai sebagai rumah ilmu yang membangun martabat bangsa. Literasi adalah fondasi pembangunan SDM unggul dan berdaya saing. Ini bukan sekadar kemampuan membaca dan menulis, tapi juga berpikir kritis, memahami, serta mengolah informasi menjadi pengetahuan yang bermanfaat,” ujar Ridwan.

Akreditasi Sebagai Tolak Ukur Mutu Layanan Perpustakaan

Ia juga menekankan pentingnya akreditasi sebagai jaminan mutu dan bentuk pengakuan terhadap kinerja lembaga. Menurutnya, akreditasi bukan hanya administratif, tapi simbol komitmen terhadap pelayanan prima dan budaya mutu yang berkelanjutan.

Ridwan berharap lokakarya ini melahirkan kolaborasi yang kuat antara pustakawan, instansi, dan lembaga pendidikan di Gorontalo. Dengan begitu, semakin banyak perpustakaan yang mampu memenuhi standar akreditasi nasional dan berkontribusi dalam peningkatan budaya literasi di daerah.

Baca juga: Tokoh Agama! Ketua Mui Gorontalo Serukan Warga Jaga Kerukunan Jelang Musim Politik!

Harapan untuk Masyarakat Literat dan Berdaya Saing

“Semoga kegiatan ini menjadi pijakan nyata untuk melahirkan perpustakaan yang tidak hanya memenuhi standar. Tapi juga menjadi pusat inspirasi dan pembelajaran bagi masyarakat,” tutupnya penuh optimisme.

Dengan terlaksananya lokakarya ini, diharapkan Gorontalo mampu mempercepat laju peningkatan jumlah perpustakaan terakreditasi. Ini demi mewujudkan visi besar menuju masyarakat yang literat, cerdas, dan berdaya saing di era digital.