Bad-kleinen-info.de – Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengungkapkan bahwa proyek hilirisasi batubara menjadi DME akan mulai dieksekusi secara bertahap pada awal tahun 2026. Proyek strategis nasional ini merupakan bagian dari agenda besar pemerintah untuk memperkuat ketahanan energi dan mengurangi ketergantungan terhadap impor liquefied petroleum gas (LPG).
Read More : Saka Nasional Di Bongohulawa Siap Dongkrak Ekonomi Kreatif Lokal?
“Sekarang hasil studinya sudah kami serahkan kepada Danantara. Insya Allah, di awal tahun atau di akhir tahun ini sudah bisa kita eksekusi secara bertahap.” Ujar Bahlil di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat.
Upaya Mengurangi Ketergantungan Impor LPG
Bahlil menjelaskan bahwa konsumsi LPG nasional saat ini mencapai sekitar 8,5 juta ton per tahun. Namun, kapasitas produksi dalam negeri baru sekitar 1,3 juta ton, sehingga Indonesia masih harus mengimpor sekitar 7 hingga 7,5 juta ton LPG setiap tahunnya. Ketergantungan yang besar ini menjadi salah satu alasan kuat pemerintah mempercepat proyek hilirisasi batubara.
Menurut Bahlil, pembangunan industri LPG dalam negeri sulit dilakukan karena karakteristik gas Indonesia berbeda dari gas untuk LPG. “Posisi gas kita itu kualitasnya C1, C2, sementara untuk LPG itu C3, C4,” jelasnya.
DME Jadi Solusi Energi Alternatif yang Lebih Murah
Sebagai solusi, pemerintah mengembangkan hilirisasi batubara menjadi DME yang bisa digunakan sebagai bahan substitusi LPG. Harga DME dinilai jauh lebih murah dibandingkan LPG impor karena menggunakan batubara berkalori rendah yang melimpah di dalam negeri.
“DME ini adalah hilirisasi dari batubara dengan menggunakan low calorie dengan harga yang jauh lebih murah dibandingkan dengan LPG.” Ujar Bahlil.
Potensi Ekonomi dan Peluang Investasi Besar
Kebutuhan domestik terhadap DME diproyeksikan mencapai 11 juta ton per tahun. Angka ini menunjukkan peluang besar bagi investor untuk menanamkan modal di sektor energi terbarukan dan efisien. Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menambahkan bahwa investasi di bidang DME tidak hanya memperkuat ketahanan energi nasional. Namun juga membuka ruang bagi transfer teknologi dan peningkatan kemampuan industri dalam negeri.
Baca juga: Tokoh Pemerintahan! Walikota Gorontalo Ajak Masyarakat Waspada Dbd, Minta Gerakan Fogging Mandiri!
“Investasi di bidang DME akan memperkuat kemandirian energi sekaligus menciptakan lapangan kerja baru yang berdampak luas bagi perekonomian,” kata Agus di Jakarta, Selasa (14/10). Proyek DME 2026 menjadi tonggak penting bagi Indonesia dalam mewujudkan kemandirian energi nasional. Selain mengurangi impor LPG, proyek ini juga diharapkan mendorong pertumbuhan industri dalam negeri, memperkuat daya saing, dan memperluas peluang investasi berkelanjutan di sektor energi.
