Bad-kleinen-info.de – Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengungkapkan bahwa PT Bank Mandiri (Persero) Tbk telah mengajukan tambahan penempatan dana Saldo Anggaran Lebih (SAL) kepada pemerintah. Langkah ini diambil karena dana sebelumnya sebesar Rp55 triliun telah terserap sepenuhnya.
Read More : Ekonom Imbau Hati-Hati Kelola Dana di Kopdes Merah Putih
“Tadi saya ketemu orang Danantara, sepertinya (Bank) Mandiri akan minta lagi tuh karena uangnya sudah habis yang Rp55 triliun itu.” Ujar Purbaya dalam taklimat media di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat.
Pengajuan tambahan dana ini menjadi sinyal bahwa likuiditas yang disalurkan melalui Bank Mandiri telah benar-benar dimanfaatkan untuk mendorong aktivitas ekonomi. Salah satunya sektor riil yang menjadi tulang punggung pertumbuhan nasional.
Pemerintah Siap Tambah Injeksi Dana untuk Himbara
Purbaya menambahkan bahwa pemerintah akan menggelontorkan kembali dana SAL ke bank-bank anggota Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) jika dorongan terhadap perekonomian dinilai masih belum optimal.
Menurutnya, injeksi dana pemerintah ke Himbara sejauh ini berdampak positif terhadap pergerakan ekonomi. Ini tercermin melalui pertumbuhan kredit perbankan serta peningkatan penjualan ritel berdasarkan data dari Bank Indonesia (BI). “Perekonomian ini kelihatannya mulai bergeliat ya. Tapi saya akan monitor lagi. Kalau masih kurang, kami dorong lagi,” ucapnya.
Pertumbuhan Kredit dan Uang Beredar Terus Meningkat
Data Bank Indonesia mencatat pertumbuhan kredit perbankan pada September 2025 mencapai 7,7 persen. Sedikit meningkat dibandingkan Agustus 2025 yang tumbuh 7,56 persen. Meski pertumbuhannya relatif moderat. Menkeu menilai hal itu masih dipengaruhi oleh kondisi ketidakstabilan ekonomi akibat aksi demonstrasi yang sempat terjadi beberapa waktu lalu.
Sementara itu, Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan bahwa penempatan dana pemerintah di sektor perbankan turut mendorong peningkatan jumlah uang beredar di masyarakat. Pertumbuhan uang primer (M0) adjusted tercatat sebesar 18,58 persen year-on-year (yoy) pada September 2025. Ini lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan M0 non-adjusted sebesar 13,16 persen yoy.
Sebagai informasi, uang primer adjusted adalah indikator yang sudah memperhitungkan efek penurunan Giro Wajib Minimum (GWM) di Bank Indonesia akibat kebijakan insentif likuiditas makroprudensial (KLM).
Pengajuan tambahan dana oleh Bank Mandiri menjadi cerminan meningkatnya kebutuhan likuiditas di sektor keuangan nasional. Pemerintah melalui Kementerian Keuangan menegaskan komitmennya untuk terus memantau dan menyesuaikan kebijakan fiskal agar tetap sejalan dengan upaya menjaga pertumbuhan ekonomi.
Baca juga: Resep Rahasia Kuliner Sultanate Gorontalo Siap Diungkap Influencer?
Dengan dukungan dana SAL yang tepat sasaran, diharapkan perbankan nasional mampu memperkuat fungsi intermediasinya dan mendorong perputaran ekonomi menuju arah yang lebih stabil dan berkelanjutan.
